22JUN
Sesungguhnya kita akan mendapatkan pahala dikarenakan kesabaran kita menghadapi cercaan dan hinaan itu. Dan cercaan mereka itu pada dasarnya pertanda bahwa kita memiliki harga dan derajat. Sebab, manusia tidak akan pernah menendang bangkai anjing dan orang-orang yang tak berharga pastilah tak akan pernah terkena sasaran pendengki. Artinya manakala cercaan dan hinaan yang kita terima semakin pedas, maka semakin tinggi pula harga kita.
“mereka sekali-kali tidak akan dapat membuat mudharat kepada kamu, selain dari gangguan-gangguan celaan saja.” (QS. Ali Imran : 111)
“Dan, janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” (QS. An-Nahl:127)
“Dan, janganlah kamu hiraukan gangguan-gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukup Allah sebagai pelindung.” (QS. Al-Ahzab: 48)
“Maka, Allah membersihkannya dari tuduh-tuduhan yang mereka katakan.” (QS.Al-Ahzab: 69)
Karena pedengki tidak akan pernah mengakui kebenaran yang kita lakukan. Apapun kebaikan yang kita perbuat di mata pendengki itu adalah suatu yang sangat menyakitkan baginya dan dia akan berusaha bagaimanpun juga untuk mencari celah bagaimana cara menghina, mencerca dan menjatuhkan harga diri/kehormatan kita di depan orang banyak/umum. Sebelum dia berhasil menghasut orang-orang maka belum ada kepuasan dalam diri pendengki bahkan boleh dikatakan walaupun dia sudah berhasil menghasut orang-orang tetap aja tidak akan pernah ada kepuasan dalam diri sipedengki. Karena di hatinya penuh dengan bara dendam yang akan memakan jiwa dan raganya sendiri tanpa dia sadari.
Seorang penyair berkata,
“Niscaya terhadap orang-orang mulia itu selalu ada yang mendengki dan tak kan kau jumpai orang-orang hina itu di dengki.”
“Niscaya terhadap orang-orang mulia itu selalu ada yang mendengki dan tak kan kau jumpai orang-orang hina itu di dengki.”
Penyair lain berkata,
Aku berjumpa dengan orang bodoh yang mencelaku
Ku tinggalkan ian seraya berkata, “aku tidak peduli”
Aku berjumpa dengan orang bodoh yang mencelaku
Ku tinggalkan ian seraya berkata, “aku tidak peduli”
Penyair lain berkata,
Jika orang bodoh bicara, jangan kau timpali
Sebab sebaik-baik jawaban baginya adalah diam seribu bahasa
Jika orang bodoh bicara, jangan kau timpali
Sebab sebaik-baik jawaban baginya adalah diam seribu bahasa
Meski demikian, tak ada salahnya bila orang-orang yang bodoh itu sesekali dilawan atau di tantang. Atau katakan saja pada mereka,
Jika kebaikan yang tampak pada perbuatanku adalah dosa-dosa, maka katakalah kepadaku, bagaimana aku harus meminta maaf.
Jika kebaikan yang tampak pada perbuatanku adalah dosa-dosa, maka katakalah kepadaku, bagaimana aku harus meminta maaf.
Seorang sastrawan Barat mengatakan,”Lakukan apa yang kau pandang benar, dan palingkan punggungmu dari semua celaan dan kritikan yang tak berharga.”
Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan dan kita coba:
1.Jangan pernah membalas cercaan atau olok-olok yang melukai hati kita! Karena, kesabaran kita dalam menghadapi semua itulah yang akan dengan sendirinya mengubur kehinaan. Kesabaran adalah sumber kemuliaan, diam adalah sumber kekuatan untuk mengalahkan musuh, dan memaafkan adalah sumber dan tenaga untuk mencapai pahala dan kemuliaan.
1.Jangan pernah membalas cercaan atau olok-olok yang melukai hati kita! Karena, kesabaran kita dalam menghadapi semua itulah yang akan dengan sendirinya mengubur kehinaan. Kesabaran adalah sumber kemuliaan, diam adalah sumber kekuatan untuk mengalahkan musuh, dan memaafkan adalah sumber dan tenaga untuk mencapai pahala dan kemuliaan.
2.Ingatlah! Separoh dari orang yang pernah mencerca atau menghina atau mengkritik kita itu akan melupakan cercaan mereka, seperti tidak sadar dengan apa yang mereka lontarkan, dan selebihnya tidak mengerti apa dan mengapa dia mencerca kita. Maka dari itu jangan pernah cercaan mereka mereka kita masukkan dalam hati dan jangan pula berusaha membalas apa yang mereka katakan itu. sebab tidak ada bedanya kita dengan mereka bila kita membalasnya
sumber : http://putianggraini.wordpress.com/2011/06/22/jangan-bersedih-atas-cercaan-dan-hinaan-orang-la-tahzan/#comments
Tidak ada komentar:
Posting Komentar